Tuesday 24 April 2012

Tugas Kelompok Pendidikan


 Anggota Kelompok:
Gustina Handayani ( 11-016 )
Rifany M.Y. Saragih ( 11-064 )
Eldaa Kristy ( 11-072 )
Mianty Shanen ( 11-084 )


1. Persinggungan antara teknologi dan pendidikan:
 
Dewasa ini, teknologi dan pendidikan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dapat dilihat dari peran teknologi sebagai media pendukung dalam proses pendidikan. Dengan adanya teknologi, proses pembelajaran akan menjadi lebih aktif, eksploratif, dan interaktif dibandingkan dengan hanya membaca buku atau mendengar penjelasan guru, sehingga kita mendapatkan wawasan sesuai dengan perkembangan zaman.

2.  Konteks melek teknologi di Indonesia:

Konteks ini di Indonesia, khususnya di Medan sendiri semakin berkembang. Hal ini bisa dilihat dari pengenalan teknologi sebagai media pembelajaran yang dimulai sejak Sekolah Dasar (SD). Bahkan PR yang diberikan guru di sekolah, mengharuskan mereka menggunakan teknologi untuk menyelesaikannya. Semakin tinggi grade atau tingkatan sekolah (SMP maupun SMA sederajat), maka semakin tinggi pula kebutuhan akan teknologi untuk membantu proses pembelajaran mereka di sekolah. Begitu pula sebaliknya, teknologi yang semakin canggih membuat kita semakin ingin tahu tentang kemajuan teknologi tersebut.

3.  Apa yang dimaksud Ubiquitous Computing dan pandangan kelompok sebagai mahasiswa yang sedang mempelajari mata kuliah Psikologi Pendidikan:

Ubiquitous computing adalah era komputer, dimana teknologi dan komputer, eksis dan melatarbelakangi kehidupan manusia. Menurut pandangan kelompok kami, sebagai mahasiswa yang sedang mempelajari mata kuliah psikologi pendidikan, kita dituntut untuk terbuka mempelajari ataupun meningkatkan pengetahuan dan kompetensi di bidang teknologi. Ubiquitous computing ini memiliki dampak positif dalam kehidupan kita, yakni segala sesuatunya (khususnya bidang pendidikan) akan menjadi lebih praktis. Dari sisi negatifnya, manusia akan semakin individualis atau self-centered. Karena dengan eksisnya teknologi di dunia manusia, manusia akan merasa ia dapat melakukan segala sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain.

Monday 9 April 2012

Psikologi Sekolah


Anggota :




1. Kedudukan Psikologi Sekolah dalam Ilmu Psikologi :
   Bisa dibilang Psikologi sekolah kedudukannya dalam ilmu psikologi adalah sebagai ilmu yang mempelajari situasi/iklim di sekolah, dimana psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi dan yang bertujuan untuk membentuk mind set anak.

2. Perbedaan Psikologi Sekolah dengan Psikologi Pendidikan :
  • Dapat dilihat dari definisinya masing-masing, Psikologi Sekolah adalah cabang psikologi pendidikan yang berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik disekolah dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Sedangkan Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam pendidikan pengaturan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah sebagai organisasi. 
  • Dan dalam perannya, Psikolog sekolah berperan dalam proses tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Mereka juga bertugas untuk melaksanakan tes; melakukan berbagai wawancara dengan siswa, orang tua, dan orang-orang lain yang terlibat dalam pendidikan siswa; observasi siswa dikelas, ditempat bermain dan pada berbagai kegiatan sekolah yang lain; dan mempelajari data kumulatif prestasi belajar siswa-siswa. Sedangkan Psikologi Pendidikan memberikan bimbingan tentang cara-cara merumuskan tujuan pembelajaran, mengetahui karakteristik anak didik, dengan cara membantu pendidik memperhatikan perilaku peserta didik sebelum pembelajaran dimulai, dan hal lainnya. 
  • Bila Psikolog Sekolah adalah ahli yang menerapkan profesi psikologi di sekolah, maka Psikolog Pendidikan kebanyakan bekerja di fakultas dalam lingkungan universitas atau dilembaga penelitian seperti balitbang dan lembaga pendidikan dan latihan (Diklat). Dan lebih berfokus kepada riset pendidikan dan pengembangan metode belajar yang meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri.

3. Fungsi Sekolah sebagai Agen Perubahan :
    Sekolah, peran besarnya lebih banyak di arahkan pada pengembangan penalaran murid. Di sekolah lah siswa-siswi diajarkan tentang hal-hal yang tidak didapatkan mereka di rumah ataupun lingkungan selain sekolah, disini juga sekolah memegang peranan penting, anak-anak akan mengahabiskan sebagian besar waktunya di sekolah, di periode inilah anak-anak paling banyak mempelajari sesuatu, yang dapat mengubah mereka menjadi lebih baik ataupun lebih buruk, disinilah fungsi sekolah sebagai agen perubahan agar dapat mengadakan perubahan yang baik bagi para murid.

4. Metode-metode yang dapat digunakan dalam sistem pengajaran di sekolah :
     - Metode Belajar Mengajar ‘Ceramah’
Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh seseorang guru terhadap kelasnya.
    - Metode Belajar Mengajar ‘Tanya Jawab’
Metode tanya jawab ialah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru ke siswa dan begitu juga sebaliknya, 
    -  Metode Belajar Mengajar ‘Pemberian Tugas’
Metode pemberian tugas adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar di mana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dalam hal ini guru memberikan tugas pada murid untuk maju ke depan kelas untuk medemonstrasikan apa yang diajarkan guru.
    - Metode Belajar Mengajar ‘Demostrasi/Praktek’
Metode Demostrasi atau praktik adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.

5. Permasalahan yang terjadi di sekolah dan solusi pemecahan masalahnya :
- Bullying : akibatnya siswa junior merasa tidak nyaman berada di sekolah karena dihantui rasa takut terhadap seniornya.
- Minder/kurangnya rasa percaya diri siswa : akibatnya siswa tidak berani bertanya kepada guru atau bahkan bergaul akrab dengan temannya.
- Budaya persaingan : persaingan dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi dan ilmu siswa, akan tetapi sering terjadi persaingan tidak sehat antar siswa seperti mencontek, mengopek, dll.

Solusi pemecahan masalah :
- meningkatkan pengawasan guru terhadap aktivitas di sekolah terutama pada saat masa orientasi.
- meningkatkan interaksi antara guru dan siswa selama proses belajar-mengajar. hal ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru.
- meningkatkan pemahaman siswa tentang nilai moral dan budi pekerti.

6. Fungsi dan peran psikolog sekolah :
 Psikolog sekolah sangat dibutuhkan di sekolah, bukan hanya sebagai pendengar keluh kesah siswa dan guru, tetapi juga sebagai pemberi masukan yang bersifat membangun dan netral. selain itu, psikolog sekolah juga berperan sebagai pemerhati terhadap perilaku- perilaku siswa maupun guru yang dianggap menyimpang. sehingga permasalahan-permasalahan yang terjadi di sekolah dapat diminimalisir demi kemajuan bersama.

7. Hal-hal yang diberikan dalam layanan psikolog sekolah :
  • perhatian terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi di sekolah
  • bimbingan dan arahan untuk membantu pemecahan masalah (konseling)untuk murid maupun guru, bahkan psikolog sekolah dapat mengadakan bimbingan untuk para orang tua.


8. Perbedaan wilayah kerja antara psikolog pendidikan dan guru BK :

- Psikolog pendidikan 
Membantu sekolah secara keseluruhan, sehingga menjadi lebih efektif dalam mendukung kebutuhan khusus dari murid dalam pendidikan, mengembangkan prosedur perilaku yang efektif, dan mengembangkan kebijakan lebih efektif dalam rangka meningkatkan kinerja dan kualitas sekolah.

- Guru BK
Menempati bidang pembimbingan siswa dalam keseluruhan proses dan kegiatan pendidikan, yaitu pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah.

Thursday 5 April 2012

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini

Anggota Kelompok :

Lisdiana Sani ( 11-002 )
Rifany Saragih ( 11-064 )
Rahel Marisa ( 11-092 )

Usia dini merupakan masa emas perkembangan (Golden Age). Pendidikan anak usia dini adalah hal yang tidak asing lagi di era sekarang ini. Tidak jarang anak zaman sekarang yang mengikuti pendidikan usia dini mulai dari Playgroup, TK dan lembaga pendidikan usia dini lainnya. Pendidikan usia dini sebenarnya merupakan masa dimana anak mulai mengenal dunia sekolah, anak yang selama ini dekat dengan kehidupan keluarga mulai dikenalkan bersosialisasi dengan dunia luar. Pendidikan merupakan lingkungan buatan yang dirancang secara sadar dan terencana dalam rangka mengembangkan potensi kecerdasan anak.

Pendidikan Anak Usia Dini atau disingkat 'PAUD' adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Tujuan utama diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa. Selain itu, tujuan penyertanya adalah untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.

Di Indonesia sendiri sebenarnya PAUD bukanlah pendidikan wajib, meskipun  hampir semua anak di Indonesia telah mengikutinya, bahkan di beberapa daerah telah dibentuk TK negeri. Pendidikan yang dianggap wajib di Indonesia sebenarnya adalah SD ( Sekolah Dasar ), namun mengapa banyak orang yang memulai pendidikannya di TK atau lebih dini di SD?
Ada 3 sudut pandang yang bisa kita gunakan untuk menilai pentingnya PAUD itu yaitu:

1.  Perkembangan fisik anak usia dini
Sejak lahir sampai usia 3 tahun anak memiliki kepekaan sensoris dan daya pikir yang sudah mulai dapat menyerap pengalaman-pengalaman melalui sensorinya; usia satu setengah tahun sampai kira-kira 3 tahun mulai memiliki kepekaan bahasa dan sangat tepat untuk mengembangkan bahasanya. Dilihat dari segi perkembangannya anak perlu dirangsang pertumbuhan sensorik dan motorik nya sehingga bertumbuh dengan baik.Pertumbuhan Anak usia dini (anak prasekolah) dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
- Usia 0-2 tahun
Fokus pada perkembangan fungsi  biologis anak , seperti fungsi dari mulut.
- Usia 2 – 6 tahun
Perkembangan yang menonjol adalah perkembangan panca indera.

2. Sosial – emosional Anak
Dalam usia dini anak mulai dikenalkan dengan lingkungan sekitarnya serta cara berinteraksi dengan lingkungannya. Anak mulai mengenal dunia lain di luar keluarga. Anak usia dini tidak hanya diajarkan belajar, metode yang sering digunakan dalam PAUD adalah bermain sambil belajar. Anak mempersepsikan  dunia sekolah sebagai dunia belajar yang menyenangkan. Dengan bermain anak – anak diharapkan mampu menambah wawasannya tentang dunia luar.


3. Perkembangan kognitif
Anak pada usia dini disebut juga sebagai masa emas , dimana kemampuan kognitifnya sudah mencapai 80 % dari perkembangannya. Adalah kesempatan yang cukup baik untuk melatih kemampuan kognitif anak di usia dini. Perkembangan kognitif anak harus mendapat stimulasi agar dapat berkembang optimal. PAUD yang efektif sangat bermanfaat untuk membangun struktur perkembangan kognitif anak.